Kamis, 27 Maret 2014

Ingat Lah Tujuan Hidup Mu


                                                                                              Herdy Anwar: 27 Maret 2014

jalan
Di antara ciri dan sifat al-Qur’an dalam menyampaikan pesan adalah bahwa ia sering mengulang-ulang atau menyebutkan berulang kali peringatan atau kabar gembira yang sama dalam sekian banyak ayatnya yang berbeda tempat. Bahkan ada ayat tentang kewajiban bersyukur atas nikmat yang sampai disebutkan berulang kali hanya dengan jeda-jeda yang cukup pendek berupa ayat-ayat pengiring lainnya. Tak lain pengulangan tersebut adalah untuk mengingatkan kita tentang pentingnya kandungan ayat yang dimaksud.
Sebagaimana al-Qur’an mengulang-ulang pesan berupa peringatan dan kabar gembira dalam ayat-ayatnya dikarenakan pentingnya pesan-pesan tersebut, mungkin kita juga perlu mengulang-ulang pertanyaan yang sangat penting dalam kehidupan kita, yaitu mengapa dan untuk apa kita dilahirkan dan hidup di dunia ini. Mengulang-ulang pertanyaan tersebut bukan agar kita mengingat-ingat kembali masa kelahiran kita yang telah berlalu, melainkan agar kita memiliki alasan yang kuat untuk menjalani kehidupan di masa kini dan mendatang, yang mana pasti diiringi dengan ujian suka dan duka.
Mengapa dan untuk apa kita dilahirkan di dunia ini adalah pertanyaan yang mungkin tampak sederhana namun sangat mendasar dan mendesak agar kita dapat memaknai gerak kehidupan kita di dunia ini. Jika manusia ditanya mengapa dan untuk apa mereka berada di ruang tunggu kereta, maka mereka akan mungkin menjawab dengan jawaban yang sama, yaitu menunggu kedatangan kereta. Namun jika mereka ditanya mengapa dan untuk apa mereka berada di dunia ini, maka mungkin jawaban mereka pun akan sangat beragam dan berbeda satu sama lain.
Bagi kita orang-orang yang beriman, alasan mengapa kita berada di dunia ini adalah satu, yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Pencipta kita, Allah SWT. Al-Qur’an menyebutkan hal tersebut dalam ayat-ayatnya, di antaranya adalah yang artinya berikut ini:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyaat: 56)
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah.” (Al-Bayyinah: 5)
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.’” (Al-An’aam: 162)
“Dan beribadahlah kepada Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”(Al-Hijr: 99)
Dari beberapa ayat tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya alasan kita dilahirkan dan hidup di dunia ini tak lain adalah agar kita beribadah kepada Allah SWT, dan bukan untuk yang lainnya. Ibadah tersebut bukan terbatas pada kegiatan ritual yang mana merupakan sarana langsung untuk berhubungan kepada Allah SWT, melainkan juga segenap kegiatan non-ritual sehari-hari. Sehingga dengan memaknai ibadah dengan arti yang demikian, seorang Muslim manapun akan tetap berada dalam ibadah meskipundia tidak sedang melaksanakan kegiatan ritual.
Kegiatan apapun selama bukan untuk melanggar perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, niscaya akan bermakna ibadah jika kita meniatkannya sebagai ibadah. Makan, minum, bekerja, istirahat, olahraga, dan seterusnya, semuanya adalah bagian dari kehidupan kita yang juga dapat bermakna ibadah. Dan semua orang dari kita memiliki kesempatan yang sama untuk beribadah non-ritual meskipun masing-masing memiliki kegiatan yang berbeda, karena memang perbedaan kegiatan adalah sebuah ketentuan yang telah dikehendaki oleh Allah SWT yang justru dimaksudkan agar masing-masing saling melengkapi.
Tidak ada salahnya menjadi ‘hanya’ petugas kebersihan, ‘hanya’ pedagang kaki lima, dan ‘hanya-hanya’ yang lainnya, selama tetap memahami tujuan hidup yang sesungguhnya di dunia ini, yaitu beribadah kepada Allah SWT, terutama ibadah yang ritual. Yang salah adalah yang bahkan lebih dari itu namun justru melupakan tujuan hidup tersebut. Karena ketiadaan beragam profesi yang ‘hanya-hanya’ semacam itu akan justru menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia. Dan ini bukan berarti untuk menghalangi kita dari memiliki cita-cita yang lebih tinggi dari itu jika memang kita diberi kemampuan untuk itu, melainkan agar justru kita sadar bahwa kita semua hanyalah hamba-hamba-Nya yang lemah dan tak berdaya jika Allah SWT tidak memberikan kekuatan dan kemampuan. Sesungguhnya tiada seorang pun yang pernah memesan untuk dihidupkan dalam keadaan kuat ataupun lemah, melainkan semua itu hanyalah pemberian, sekaligus sebagai ujian kesyukuran dan kesabaran. Karena jika memang manusia bisa memesan, tentu tidak akan ada yang ingin menjadi orang yang tak mampu dan lemah. Sesungguhnya, kewajiban kita hanyalah menyadari bahwa segala kekuatan dan kemampuan yang ada dalam diri setiap makhluq hanyalah milik Allah SWT, dan bukan milik makhluq itu sendiri.
Semoga kita bisa saling melengkapi satu sama lain di samping segala kelemahan dan kekurangan kita masing-masing. Tiada manusia yang tidak memiliki kelemahan dan kekurangan, karena memang yang sempurna hanya Allah SWT. Yang terjun di medan perang bisa tetap berperang dengan baik, dan yang fokus belajar agama (Islam) juga bisa belajar dengan lebih baik. Semuanya saling memerlukan dan akan saling melengkapi. Hanya milik Allah SWT sajalah segala kebenaran, hidayah dan taufiq.
Wallaahu a’lam
.

Rabu, 19 Maret 2014

kriteria PEMIMPIN

                   10 Kriteria Pemimpin Menurut Islam ::
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang baik diantaranya :
1. Beriman dan Beramal Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
2. Niat yang Lurus
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut”
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.
3. Laki-Laki 
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).
4. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
5. Berpegang pada Hukum Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.
Allah berfirman,
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
6. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”
8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,
” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).
9. Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10. Lemah Lembut 
Doa Rasullullah :
"Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya"
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq(jujur), Tablig(menyampaikan), amanah(dapat dipercaya), fatonah(cerdas)
Sidiq itu berarti jujur.
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Setelah kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut islam. Marilah kita memilih dan membuat diri kita mendekati bahkan jika bisa menjadi seperti ciri- ciri pemimpin diatas karena kita merupakan Mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.

Rabu, 12 Maret 2014

Awas Ada Kristen Yang Meniru Persis Islam, Dari Shalat, Puasa Pakaian, Bahasa, Sampai Kesehariannya


Jangan kaget bila anda menemukan orang yang shalat, berjilbab atau berbaju muslim dg jubah atau peci, berbahasa arab, kaligrafi arab, dan lainnya yang sangat mirip dengan budaya Islam. Itulah sekte Kristen Ortodox Syiria (KOS). Ini cirinya 

DASAR-DASAR AJARAN KOS MIRIP ISLAM
1. KOS berpuasa bulan April, 40 hari (shaumil kabir) Untuk mengenang kesengsaraan Kristus.(Meniru Puasa Ramadhan)
2. KOS memiliki puasa sunnah Rabu & Jum’at (Meniru Puasa Senin Kamis Islam)
3. KOS wajib zakat 10% dari penghasilan kotor (Meniru Zakat Fitrah)
4. KOS mewajibkan perempuan berjilbab & jubah menutup aurat hingga mata kaki. Dan yang pria berpeci dan bersarung



5. Kitab Injil yang dipertahankan adalah terjemahan Injil Aramic-Arabic bahasa Indonesia.
6. Pengajian KOS juga menggunakan tikar (lesehan), (Meniru gaya tradisional Islam)
7. Cara Shalat persis Islam, hanya waktunya ada 7 yaitu sa'atul awwal (shubuh), sa'atuts tsalis (dhuha), sa'atus sadis (Zhuhur), sa'atut tis'ah (ashar), sa'atul ghurub (maghrib), sa'atun naum (Isya'), dan sa'atul layl (tengah malam/tahajud).

Cara Shalat Kristen



KOS menyusup ketengah masyarakat islam, dengan menyamar/menyerupai Islam
1. Mengadakan Musabaqoh Tilawatil Injil (MTI) dengan menggunakan Alkitab/Injil berbahasa Arab (Mirip MTQ Islam)
2. Mengadakan acara rawi dan shalawatan (Mirip pembacaan/pengajian syarah hadits)
3. Mengadakan acara Nasyid, bahkan namanya Islami “Amin Albarokah“ & Qasidah Kristen (lirik arab berisi injil)


4. Untuk menjadi pengikut KOS, jama’ah harus menjalani pembaptisan “Abuna Abraham Oo Men”.
6. Terlihat sangat santun & membiasakan berbahasa Arab (Ana, Antum, Syukron, dsb).
7. Membudayakan kaligrafi Kristen

Metodologi da’wah yang menyerupai umat Islam karena KOS berasal dari Syria.
- KOS tidak memakai 12 syahadat Iman Rasuli umat Kristen, diganti ”Qanun al-Iman al-Muqaddas”.
- Penggunaan istilah islami, seperti ”Sayyidina Isa Almasih” (Yesus).
- Mereka juga memakai Injil berbahasa Arab (Alkitab AlMuqaddas).

- Prinsip ajaran KOS masih berputar sekitar masalah trinitas, adanya Tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan ibu.
- Dan juga Yesus peranakan Maria, memiliki sifat insaniyah (sifat seperti manusia): tidak tahu musim, (Mar 11: 13), lemah (Yoh 5:30), takut (Mat 26:37), bersedih (Mat 26:38), menangis (Yoh 11:35), tidur (Mat 8:24), lapar (Mat 4:2), haus (Yoh 19:28),dsb.

Perbedaan Prinsip ajaran Islam dengan Kristen Ortodoks Syiria
1. Islam menolak ketuhanan Yesus (Qs. Al Maaidah 72) dan mendudukan sebagai nabi, sedangkan KOS mengakui Yesus sebagai Tuhan.
2. Islam berkeyakinan bahwa Tuhan itu tidak punya Ayah & Ibu (Qs. Al Ikhlash 3), sedangkan KOS berkeyakinan adanya Tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan ibu. Maria sebagai Walidatul ilah (Ibu Tuhan).
3. Islam memegang teguh kesucian nama & sifat Allah: Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuat, Mha Melihat, Tidak tidur dan tidak serpa dengan makhlukya, dan sebagainya. Sementara KOS tidak kuasa membendung kekurangan-kekurangan dalam sifat kemanusiaan Yesus yang tertulis dalam Alkiab.

Mengapa ini dilakukan oleh Kristen
- Karena agama Kristen Ingin berkembang pesat seperti Islam, walau tanpa (kristenisasi)
- Karena Kristen tidak ada kepastian cara peribadatan, hanya dari mitos, dongeng sebelum tidur
- Cara ini dibuat untuk mengkaburkan /menjebak secara halus perbedaan antara agama Islam dan Kristen

 - Penggunaan logo Islami

Dan tidak bisa dipungkiri lagi kejahatan berjubah, prostitusi berjilbab adalah umat yang menyamar ini/kristen demi membersihkan nama baik agamanya dan mengakui beragama Islam, demi memfitnah Islam?.

Dan Remaja-remaja yang alim atau berjilbab melakukan freesex mengikuti Valentine's Day (acara kristen) adalah remaja Kristen ?

Dan pelaku teroris adalah pelaku konspirasi yahudi kristen dan menyamar berjubah/cadar/janggut/aksesoris ala Islam?

Semua jadi sulit dibedakan mana lawan mana kawan

Oleh karena itu kita harus hati-hati sesuatu yang meyakinkan tampilannya, tetap berpegang pada Ajaran Islam yang murni (Sesuai sunnah-sunnah nabinya)

PANDAI-PANDAILAH BERBHASA ARAB, TAHU ARTINYA DAN TULISANNYA, INSYA ALLAH TIDAK TERJEBAK


BERKOMENTARLAH YANG BAIK, BAGI YANG PANDAI BAHASA ARAB BANTU TERANGKAN KEPADA MEMBER YANG LAIN, AWAS ADA BANYAK LIBERALISME DAN JUGA NON-ISLAM YANG MAMPIR DI POSTINGAN INI DAN JANGAN TERVOPROKASI, KAMI SELAKU ADMINT HANYA INGIN MENYAMPAIKAN BAHAYA LATEN KRISTENISASI INI.

Ingat :  “Barangsiapa yang tasyabbuh dengan satu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud didalam Sunannya dan lainnya)