Ada empat aspek dasar dalam bisnis dan ini sangatlah
penting terutama bagi para pebisnis . Dari ke 4 aspek dasar itu adalah sebagai
berikut :
0. Modal Dasar : disini yang dimaksud
dengan modal dasar bukan hanya berbentuk uang akan tetapi bisa juga berbentuk
keterampilan. Dengan keterampilan yang anda miliki anda sudah bisa memulai
bisnis dan uang sebagai penyokong dan penyangga bisnis anda.
2. Biaya
Operasional : Barulah di poin ini kita bicara uang. Disini kita harus sangat
jeli dan memperhitungkan bagaimana
suatu bisnis itu terbangun serta berjalan dengan lancar dan baik agar bisa
mengalami kemajuan dan mendapatkan keuntungan yang semakin besar lagi.
3.Keuntungan
(laba) : setelah menguraikan mengenai modal dasar serta biaya operasional dalam
menjalakan bisnis maka mulailah bisnis terbangun dan berjalan disitu kita bisa
menghitung apakah bisnis ini mempunyai keuntungan jika secara terus-menerus
bisnis tidak mengalami kemajuan dan keuntungan, alangkah baiknya jika anda berhenti
berbisnis.
4. Modal
Investasi Kedepan : keuntungan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu bisnis dan
apa langkah selanjutnya ? dalam artian setelah bisnis telah kembali modalnya
bagaimana seorang pebisnis itu mengembangkan modal awalnya dan menabung keuntungan
yang telah kita dapat dari bisnis yang sudah dijalani.

Komersialisasi
Media Massa
Berdasarkan
pengertian komersialisasi yakni perbuatan menjadikan sesuatu sebagai barang
dagangan,komersiil. Sedangkan istilah komunikasi menurut Carl I. Hovland
(Mulyana, 2007) yakni merupakan proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya berupa lambang-lambang verbal
untuk mengubah perilaku orang lain. Sedangkan kata “massa” mengandung
pengertian kekuatan dan solidaritas dalam kalangan kelas pekerja (McQuail,
1994).
Komersialisasi
merupakan suatu tindakan yang mengutamakan sisi beneficial dan
eksistensi. Sedangkan maksud dari komersialiasi pada televisi yakni,
bergesernya fungsi televisi sebagai media penyiaran yang edukatif dan
informatif menjadi media yang mengutamakan profit/keuntungan dengan
mengesampingkan kualitas siaran yang ditayangkan. Bentuk komersialisasi dari
media televisi saat ini diantaranya adalah:
Program yang berbasis pada rating
Keberadaan rating
ini dipakai sebagai rujukan atau pedoman, bukan kualitas akan program yang
ditayangkan, sehingga pihak pengelola hanya akan menilik keberadaan program
berdasarkan jumlah viewers semata dan mengesampingkan nilai-nila
edukatif dan informatif itu sendiri. Dengan adanya rating ini misal suatu
program mendapat rating yang tinggi, maka akan memicu bagi stasiun televisi
lainnya untuk membuat program serupa dengan harapan yang sama. Sementara, tidak
selalu formulasi dan komposisi sebuah acara yang sama persis bisa mendapatkan
angka rating yang sama persis pula. Baru setelah semuanya pasti, yakni setelah
angka capaian rating didapatkan. Pemasang iklan baru akan datang. (Wirodono,
2006: 94).
Maraknya Iklan sebagai profit making
Televisi dengan
kapitalisme memang sulit dipisahkan, keduanya memiliki kepentingan yang nyaris
tidak berbeda. Menurut Shoemaker (1991 :121), organisasi media merupakan
entitas ekonomi, formal dan sosial yang menghubungkan para awak media, pemilik
modal, dan pasar dengan tujuan untuk memproduksi, mendistribusi dan membuka
cara konsumsisme yang ditawarkan. Sebagai capitalist venture televisi
beroperasi dalam sebuah struktur industri kapitalis yang tidak selalu
memfasilitasi tetapi juga mengekang. Dalam pandangan Smythe, fungsi utama media
pada akhirnya menciptakan kestabilan segmen audien bagi monopoli penjualan
pengiklan kapitalis (Smythe 1997).
Dengan demikian,
media khususnya televisi terjerat dalam tiga situasi:
pertama,
tingginya investasi yang harus disiapkan dan yang mengakibatkan desakan untuk
menjamin return of investment sesuai dengan rencana bisnis awal.
Kedua,
kecenderungan meningkatnya biaya overhead dari tahun ke tahun yang disebabkan
oleh berbagai faktor seperti suku bunga, peningkatan biaya produksi terutama
peralatan, peningkatan biaya untuk pengisi acara dan biaya penyewaan fasilitas
produksi seperti lighting, audio, set décor, dan post production facilities.
Ketiga, desakan
teknologi yang menuntut dipenuhinya teknologi baru secara terus menerus untuk
memungkinkan kualitas dan kreatifitas produksi agar tetap kompetitif terhadap
produk dalam maupun luar negeri. Akumulasi dari ketiga permasalahan tersebut
menyebabkan kompetisi ketat yang pada gilirannya menimbulkan benturan antara
idealis masyarakat dan media yang bersangkutan (Ishadi S.K, 2010: 128)
Blackjack with a Video Slot - CasinoTip.org
BalasHapusBlackjack with a 원벳 먹튀 Video Slot — Blackjack with a Video Slot. Blackjack 유니벳 with a Video Slot. Blackjack with a Video Slot. A 해외 배팅 사이트 가입 Blackjack 호날두주니어 with Video Slot. A Blackjack with Video Slot. A 바카라 사이트 총판 Blackjack