Rabu, 20 Januari 2016

MANAJEMEN RADIO dan TELEVISI





a. PENGERTIAN RADIO

Apa Itu Radio ?

   Perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio (elektromagnetik) di udara.

•Radio mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dari media televisi dan cetak, dalam hal ini:
1. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan
2    Bersifat auditori, pesan yang disampaikan selalu bersifat menarik.
3. Proses komunikasi yang terjadi dalam radio komunikasi satu arah dan hanya dapat didengar sekali
4.Orang yang berkecimpung dalam dunia radio harus mengetahui :

1.Studi proses komunikasi massa dan sifat-sifat radio siaran.
2. Pengetahuan tentang kode etik jurnalistik.


b. FORMAT CLOCK

•Format Radio disebut dengan sistem format clock, karena terdiri atas unsur-unsur seperti:
-Narasi penyiar
-Siklus musik
-Termin iklan
-Promo radio dan promo program
-Laporan lalulintas, cuaca dan reportase.
•Format Clock membedakan aktivitas pagi, siang dan malam, dengan susunan yang disesuaikan dengan prediksi mengenai lifestyle pendengar pada jam-jam tertentu.
•Pagi hari format clokc dipadati dengan laporan-laporan dan reportase,
•Sementara menjelang senja, program didominasi oleh music easylistening,.
•Pada malam hari didominasi  olehprogram bincang-bincang. semakin malam maka semakin menyempit pada pendengar dewasa.



c. STRUKTUR ORGANISASI RADIO

   Penyiar Radio  bekerja dalam Team Work  disebut kru (crew) dipimpin oleh Direktur Utama yang biasanya adalah pemilik Radio (owner).

   Dibawah Dirut  ada General Manager yang bertanggung jawab atas keseluruhan operasional studio sehari-hari
   Dibawah GM ada Manajer, yakni Manajer Program atau populer disebut Program Director(PD), lalu Manajer Marketing dan Manajer Teknis Beserta para stafnya.

   Manajer Program merupkan “kepala siaran” atau bos penyiar, bertugas:
  1. Membuat jadwal siaran
  2. Memantau stasiun
  3. Mengontrol program untuk menjaga konsistensi dan  kualitas produksi
  4. Mengembangkan dan melaksanakan format siaran
  5. Memperkerjakan dan mengatur staf siaran sesuai dengan format siaran
  6. Mengikuti perkembangan persaingan dan tren yang mempengaruhi pemograman
  7. Mengatur kegiatan pemberitaan dan masalah umum
  8. Bertanggung jawab atas kelancaran dan mengatasi masalah yang muncul dalam hal program.
  9. Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas siaran serta kinerja dan kualitas SDM penyiar
  10. Bekerjasama dan koordinasi dengan Manajer Marketing dalam hal iklan, sponsor.


   Manajer Marketing, bertugas mencari “duit” (iklan). Dialah yang mengatur penjualan jam siaran komersial (air time) alias mencari iklan. Bertugas:
  1. Mengawasi  staf Penjualan
  2. Bekerjasama dengan wakil perusahaan untuk menarik pengiklan.
  3. Menugaskan tenga  penjual serta menangani pengecer dan agen iklan lokal
  4. Membuat  jatah  penjualan.
  5. mengkoordinasikan penjualan promosi
  6. Menyusun Jadwal-jadwal penyiaran iklan dan merekap pelaporan siarannya.
Hasil gambar untuk radio assalam


   Manajer Teknik, Bertanggung jawab atas kualitas radio yang dikonsumsi pendengar. Bertugas:

1.Mengoperasikan atau memastikan bekerjanya semua peraltan stasiun termasuk bekerjanya semua perlatan stasiun, termasuk soal pemnacar, sesuai dengan parameter teknik yang ditentukan oleh pemerintah atau lembaga yang berwennag.
2.Membeli, memperbaiki dan memelihara peralatan siaran
3.Memantau ketepatan sinyal
4.Menyesuaikan radio untuk keperluan pemograman dan mempersiapkan operasi penyiaran jarak jauh.

   Music Director, sebutan populernya adalh MD, bertugas:
  1. Mentyusun daftar lagu (play list)
  2. Menyeleksi lagu
  3. Menentukan boleh tidaknya sebuah lagu diputar diruang siaran olehpenyiar
  4. Berurusan langsung dengan perusahaan rekaman atau manajer penyanyi untuk urusat kaset atau lagu baru, bahkan urusan promo album atau wawancara artis.


   Manajer Produksi, tugas utamanya adalah:

1.Menentukan sesi rekaman
2.Menangani spot-spotiklan dan promosi program
3.Pengarah program bersama PD dan MD
4.Bersama staf teknisnya bertanggung jawab atas kualitas audio sebuah lahu, mengeditnya biar enak didengan dan layak siar.

Produser disebut ppengarah acara, bertugas:

  1. Menangani khusus satu atau lebih program siaran.
  2. Menentukan materi siaran, penyiarnya juga menentukan narasumber atau bintang tamu jika diperlukan
  3. Berkoordinasi dengan PD sebagai atasan langsung
  4. Memeriksa dan memastikan kesiapan orang , bahan dan perlatan yang diperlukan musik pendukung , daftar lagu, bekerjasama/berkoordinasi  dengan pihak lain.

News Director, bertugas:

1.Menangani berita-berita atauinformasi yang harus disiarkan  penyiar.
2.Meyeleksi bahan-bahan berita yang ada untuk disiarkan
3.Memilih tema-tema untuk dibicarakan oleh penyiar bersama pendengar

Reporter:

Bertanggung jawab dalam mencari,
mengumpulkan, menyeleksi dan mengolah materi
pemberitaan sampai siap siar.

Script Writer, penulis naskah siaran, anak buah langsung ND,tugasnya:

1.Mengedit naskah yang digunakan  atau disiarkan oleh penyiar.
2.Menyiapkan berbagai bahan atau informasi yang mendukung sebuah program siaran, uatamnya siaran berita atau siaran lain yang membutuhkan naskah misalnya, tips atau info ringan.

Public Relations ,. tugasnya menangani:

1.Proposal kerjasama dan mengkoordinasikannya dengan PD dan Manajer Marketing.
2.Menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga potensial menjaddi pengiklan, pendukung program siaran dan pendengar setia.
3.Membnagun citra Positif radio.


   Off Air Division, bagian khusus menganani acara non siaran distudio. Umumnya radio punya OB Van (On Board Van), bahkan “Panggung Gerak” (Mobil Stage) untuk mengadakan acara-acara Off air. Divisi ini juga sekaligus menangani Branding, yaitu promosi dan membangun kesan (Image Building). Bekerjasama dengan EO (event Organizer) mennagani sebuah acara dari A-Z sehingga berjalan lancar.

Manajemen Tv
 Hasil gambar untuk manajemen stasiun televisi
 umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:

1. Divisi Program
Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, research and development, dan traffic.

2. Divisi Produksi
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.

3. Divisi Pemberitaan
Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.

4. Divisi Teknik
Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.

5. Divisi Pemasaran
Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.

6. Divisi Keuangan
Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.

7. Divisi HRD dan Legal
Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.

Masing-masing Divisi dipimpin oleh seorang direktur. Dan, setiap departemen di bawahnya dipimpin oleh manajer. Hirarki berikutnya akan memasukkan jabatan koordinator, supervisor, dan chief, hingga staf. Di luar jabatan-jabatan struktural itu, juga dikenal jabatan fungsional yang biasanya terjadi di Divisi Produksi dan Divisi Pemberitaan.

Pada perkembangannya, stasiun televisi juga mencoba memodifikasi organisasi perusahaan, dengan merampingkan jumlah divisi dan menggambungkan dengan divisi lain. Misalnya, Divisi Program yang juga harus menghandle Subdivisi Produksi dan Subdivisi Pemberitaan. Disebut subdivisi, karena berada di bawah divisi namun secara kapasitas melebihi departemen. Tapi untuk divisi-divisi lain tetap berdiri sendiri dan sulit dileburkan ke dalam divisi lain. 

Rabu, 02 Desember 2015

Pengantar Manajemen


MANAJEMEN MEDIA MASSA
Pengertian dan Fungsi Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Latin, manus dan agree. Manus berarti tangan,agere berarti melakukan. Jika digabung menjadi managere  melakukan dengan tangan atau  menangani.  Managere diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi to manage yang artinya mengelola (kata kerja), management artinya pengelolaan (kata benda), di-Indonesia-kan menjadi manajemen. Manajemen menurut Amstrong (2009: xi), The art and science of getting things done. (Seni dan ilmu mendapatkan sesuatu yang dikerjakan).
Terry dalam Rosady (2007: 1) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengorganisasian, pengaktifan, pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Menurut Follet dalam Hikmat (2009:12) menyebutkan bahwa, Manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan ketrampilan khusus, terutama keterampilan mengarahkan, memengaruhi, dan membina para pekerja agar melaksanakan keinginan pemimpin demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen secara umum dipahami sebagai suatu proses yang dilakukan untuk suatu tujuan, seperti Ngalim (2010: 5) menyebutkan manajemen adalah proses untuk meyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu. Demikian dalam  Muhaimin,  (2010: 4) menyebutkan juga manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Dari beberapa pendapat tersebut maka pengertian manejemen adalah kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seorang atau bersama orang lain atau usaha orang lain untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Fungsi manajemen adalah tahap-tahap proses yang harus dilakukan, banyak pendapat ahli manajemen yang menyusun tahap tersebut sedemikian rupa untuk mencapai tujuan, seperti Stoner (2003: 14) menyebutkan bahwafungsi manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen secara umum menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya Principles of Management mengemukan sebagai berikut : manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain (Management involves getting things done thought and with people).
Mary Parker Folllett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management menyampaikan pendapatnya : manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)
James A.F. Stoner dalam bukunya Management (1982) mengemukakan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan

1. Manajemen sebagai ilmu (science) yang obyektif-rasional, bisa dipelajari oleh siapa pun. Bahkan para ilmuwan dengan sangat fasih menguraikan teori-teori manajemen yang dikembangkannya.  Teori-teori manajemen hanya memberi sejumlah peluang, atau kemungkinan-kemungkinan, tanpa ada kepastian keberhasilan. Teori manajemen hanya dapat membimbing kepada prestasi dan hasil yang lebih baik. Sebagai ilmu, manajemen dengan sangat sistematis merupakan suatu uraian menyeluruh mengenai konsep-konsep dan langkah-langkah praktis yang siap implimentasi. Manajemen sebagai ilmu karena manajemen bisa dipelajari seperti halnya ilmu pengetahuan. Seni karena keragaman. Manajemen sebagai profesi karena manajemen bias digunakan sebagai batu pijak dan karir.
2. Manajemen sebagai seni, Luther Gulick dan juga Follet menyatakan bahwa selain sebagai ilmu, manajemen juga dianggap sebagai seni. Hal ini disebabkan oleh kepemiminan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan aga susah untuk dipelajari. Manajemen sebagai ilmu karena manajemen bisa dipelajari seperti halnya ilmu pengetahuan. Seni karena keragaman.
3. Manajemen sebagai profesi, Edgar H. Schein mengemukakan  karena manajemen bias digunakan sebagai batu pijak dan karir. mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahai mengapa dan bagaimana manusia berkerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. manajemen sebagai profesi, banyak usaha telah dilakukan untuk mengaplikasikan menajemen sebagai suatu profesi. Uraian kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci, seperti: (1) Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip- prinsip umum. Adanya pendidikan, dan program-program latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan; (2) Para profesional mendapatkan status tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau sosial budayanya; (3) Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin profesional melalui perkembangan yang menyolok program-program latihan manajemen di universitas maupun diberbagai lembaga manajemen swasta, dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi (perusahaan).
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap, tetapi dalam prporsi yang bermacam-macam. Dengan mengandalkan manajemen sebagai seni (art), sementara seni berhubungan dengan bakat, dan karenanya bersifat alamiah, maka pengetrapan manajemen hanya mungkin bagi mereka yang terlahir memang berbakat. Dengan cara pandang ini, teori manajemen hanya memberikan sejumlah prosedur, atau sebagai pengetahuan yang sulit diterapkan. Karena proses manajamen ditentukan oleh subyektivitas, atau style. Selain itu juga, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen adalah sebuah seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari.



Aspek Bisnis Media Massa





Ada empat  aspek dasar dalam bisnis dan ini sangatlah penting terutama bagi para pebisnis . Dari ke 4 aspek dasar itu adalah sebagai berikut :

0.    Modal Dasar : disini yang dimaksud dengan modal dasar bukan hanya berbentuk uang akan tetapi bisa juga berbentuk keterampilan. Dengan keterampilan yang anda miliki anda sudah bisa memulai bisnis dan uang sebagai penyokong dan penyangga bisnis anda.

2. Biaya Operasional : Barulah di poin ini kita bicara uang. Disini kita harus sangat jeli        dan memperhitungkan bagaimana suatu bisnis itu terbangun serta berjalan dengan lancar dan baik agar bisa mengalami kemajuan dan mendapatkan keuntungan yang semakin besar lagi.

 3.Keuntungan (laba) : setelah menguraikan mengenai modal dasar serta biaya operasional dalam menjalakan bisnis maka mulailah bisnis terbangun dan berjalan disitu kita bisa menghitung apakah bisnis ini mempunyai keuntungan jika secara terus-menerus bisnis tidak mengalami kemajuan dan keuntungan, alangkah baiknya jika anda berhenti berbisnis.

4. Modal Investasi Kedepan : keuntungan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu bisnis dan apa langkah selanjutnya ? dalam artian setelah bisnis telah kembali modalnya bagaimana seorang pebisnis itu mengembangkan modal awalnya dan menabung keuntungan yang telah kita dapat dari bisnis yang sudah dijalani.

 
Komersialisasi Media Massa

Berdasarkan pengertian komersialisasi yakni perbuatan menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan,komersiil. Sedangkan istilah komunikasi menurut Carl I. Hovland (Mulyana, 2007) yakni merupakan proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya berupa lambang-lambang verbal untuk mengubah perilaku orang lain. Sedangkan kata “massa” mengandung pengertian kekuatan dan solidaritas dalam kalangan kelas pekerja (McQuail, 1994).
 Komersialisasi merupakan suatu tindakan yang mengutamakan sisi beneficial dan eksistensi. Sedangkan maksud dari komersialiasi pada televisi yakni, bergesernya fungsi televisi sebagai media penyiaran yang edukatif dan informatif menjadi media yang mengutamakan profit/keuntungan dengan mengesampingkan kualitas siaran yang ditayangkan. Bentuk komersialisasi dari media televisi saat ini diantaranya adalah:






       Program yang berbasis pada rating



Keberadaan rating ini dipakai sebagai rujukan atau pedoman, bukan kualitas akan program yang ditayangkan, sehingga pihak pengelola hanya akan menilik keberadaan program berdasarkan jumlah viewers semata dan mengesampingkan nilai-nila edukatif dan informatif itu sendiri. Dengan adanya rating ini misal suatu program mendapat rating yang tinggi, maka akan memicu bagi stasiun televisi lainnya untuk membuat program serupa dengan harapan yang sama. Sementara, tidak selalu formulasi dan komposisi sebuah acara yang sama persis bisa mendapatkan angka rating yang sama persis pula. Baru setelah semuanya pasti, yakni setelah angka capaian rating didapatkan. Pemasang iklan baru akan datang. (Wirodono, 2006: 94).

      Maraknya Iklan sebagai profit making

Televisi dengan kapitalisme memang sulit dipisahkan, keduanya memiliki kepentingan yang nyaris tidak berbeda. Menurut Shoemaker (1991 :121), organisasi media merupakan entitas ekonomi, formal dan sosial yang menghubungkan para awak media, pemilik modal, dan pasar dengan tujuan untuk memproduksi, mendistribusi dan membuka cara konsumsisme yang ditawarkan. Sebagai capitalist venture televisi beroperasi dalam sebuah struktur industri kapitalis yang tidak selalu memfasilitasi tetapi juga mengekang. Dalam pandangan Smythe, fungsi utama media pada akhirnya menciptakan kestabilan segmen audien bagi monopoli penjualan pengiklan kapitalis (Smythe 1997).


Dengan demikian, media khususnya televisi terjerat dalam tiga situasi:

pertama, tingginya investasi yang harus disiapkan dan yang mengakibatkan desakan untuk menjamin return of investment sesuai dengan rencana bisnis awal.

Kedua, kecenderungan meningkatnya biaya overhead dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti suku bunga, peningkatan biaya produksi terutama peralatan, peningkatan biaya untuk pengisi acara dan biaya penyewaan fasilitas produksi seperti lighting, audio, set décor, dan post production facilities.


Ketiga, desakan teknologi yang menuntut dipenuhinya teknologi baru secara terus menerus untuk memungkinkan kualitas dan kreatifitas produksi agar tetap kompetitif terhadap produk dalam maupun luar negeri. Akumulasi dari ketiga permasalahan tersebut menyebabkan kompetisi ketat yang pada gilirannya menimbulkan benturan antara idealis masyarakat dan media yang bersangkutan (Ishadi S.K, 2010: 128)

ORGANISASI MEDIA MASSA



Hasil gambar untuk organisasi media massa

1. Pemimpin Umum

Bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Perusahaan  sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.

2. Pemimpin Redaksi

Pemimpin Redaksi (Pemred, Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di surat kabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan.

Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk Rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk Opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun — dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi— yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.

Berikut ini tugas Pemimpin Redaksi secara lebih terinci:

Bertanggungjawab terhadap isi redaksi penerbitan
Bertanggungjawab terhadap kualitas produk penerbitan
Memimpin rapat redaksi
Memberikan arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat pada setiap edisi.
Menentukan layak tidaknya suatu berita, foto, dan desain untuk sebuah penerbitan
Mengadakan koordinasi dengan bagian lain seperti Pemimpin Perusahaan  untuk mensinergikan jalannya roda perusahaan
Menjalin lobi-lobi dengan nara sumber penting di pemerintahan, dunia usaha, dan berbagai instansi
Bertanggung jawab terhadap pihak lain, yang karena merasa dirugikan atas pemberitaan yang telah dimuat, sehingga pihak lain melakukan somasi, tuntutan hukum, atau menggugat ke pengadilan. Sesuai aturan, tanggung jawab oleh Pemimpin Redaksi bila dilimpahkan kepada pihak lain yang dianggap melakukan kesalahan tersebut.

3. Sekretaris Redaksi

Seorang Sekretaris Redaksi memiliki tugas sebagai berikut:

Menata dan mengatur undangan dari instansi, perusahaan, atau lembaga yang berkaitan dengan pemberitaan
Menghubungi sumber berita atau instansi untuk pendaftaran, konfirmasi, atau pembatalan undangan, wawancara, dan kunjungan kerja
Menyimpan salinan kartu pers dan foto untuk mensuport kebutuhan kerja para wartawan dalam  meliput satu acara yang mengharuskan membuat tanda pengenal seperti menyiapkan
Menyediakan peralatan kerja redaksi seperti tape, batu baterei, kaset, alat tulis, dan note book
Menata keperluan keuangan redaksi: uang perjalanan, uang saku, uang rapat.
Mengatur jadwal rapat redaksi: rapat perencanaan, rapat cheking, rapat final.

4. Redaktur Pelaksana

Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Redaktur Eksekutif, Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.

Adapun rincian tugas Redaktur Pelaksana adalah sebagai berikut:

Bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi sehari-hari
Memimpin rapat perencanaan, rapat cecking, dan rapat terakhir sidang redaksi
Membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan
Bertanggung jawab terhadap isi redaksi penerbitan dan foto
Mengkoordinasi kerja para redaktur atau penanggungjawab rubrik/desk
Mengkoordinasikan alur perjalanan naskah dari para redaktur ke bagian setting atau lay out.
Mengkoordinator alur perjalanan naskah dari bagian setting atau lay out ke percetakan
Mewakili Pemred dalam berbagai acara baik ditugaskan atau acara mendadak
Mengembangkan, membina, menjalin lobi dengan sumber-sumber berita
Mengedit naskah, data, judul, foto para redaktur
Mengarahkan dan mensuvervisi kerja para redaktur dan reporter
Memberikan penilaian secara kualitatif dan kuantitatif kepada redaktur secara periodik.

5. Redaktur

Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb. Karena itu ia dikenal pula dengan sebutan “Jabrik” atau Penanggung Jawab Rubrik.

Berikut ini tugas seorang redaktur secara lebih terinci:

Mengusulkan dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi mendatang
Berkoordinasi dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk  setiap penerbitan
Membuat lembar penugasan atau Term Of Reference (TOR) kepada para reporter dan fotografer
Mengarahkan dan membina reporter dalam mencari berita dan mengejar sumber berita
Memberikan penilaian kepada reporter baik penilaian kualitatif maupun kuantitatif.
Memberikan laporan perkembangan kepada atasannya yaitu Redaktur Pelaksana

6. Koordinator Liputan

Koordinator Liputan memiliki tugas sebagai berikut:

Memantau dan mengagendakan jadwal berbagai acara: seminar, press conference, acara DPR dll
Membuat mekanisme kerja komunikasi antara redaktur dan reporter
Memberikan lembar penugasan kepada reporter/wartawan dan fotografer
Mengadministrasikan tugas-tugas yang diberikan kepada setiap reporter
Memantau tugas-tugas harian para wartawan/reporter
Melakukan komunikasi setiap saat  kepada para redaktur, reporter/wartawan, dan fotografer
Memberikan penilaian kepada reporter/wartawan secara kuantitas maupun kualitas

7.  Reporter

Di bawah para editor adalah para reporter. Mereka merupakan “prajurit” di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.

Ini adalah jabatan terendah pada bagian redaksi. Tugasnya adalah melakukan reportase (wawancara dan sebagainya ke lapangan). Karena itu, merekalah yang biasanya terjun langsung ke lapangan, menemui nara sumber, dan sebagainya.

Tugas seorang reporter secara lebih terinci adalah sebagai berikut:

Mencari dan mewawancarai  sumber berita yang ditugaskan redaktur atau atasan
Menulis hasil wawancara, investasi, laporan kepada redaktur atau atasannya
Memberikan usulan berita kepada redaktur atau atasannya terhadap suatu informasi yang dianggap penting untuk diterbitkan
Membina dan menjalin lobi dengan sumber-sumber penting di berbagai instansi
Menghadiri acara press conferensi yang ditunjuk redaktur, atasannya, atau atas inisiatif sendiri.

8. Redaktur Bahasa / Korektor Naskah

Seorang Redaktur Bahasa / Korektor Naskah memiliki tugas sebagai berikut:

Memeriksa,mengedit, dan menyempurnakan naskah sesuai dengan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Menyesuaikan naskah yang sudah diedit dalam bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jurnalistik
Mengubah pengulangan kata-kata  yang sama dalam satu tulisan, sehingga kalimat dalam naskah menjadi bervariasi.
Mengedit penggunaan logika bahasa, alur naskah
Menyeragamkan style penulisan masing-masing redaktur, sehingga gaya penulisan seluruh naskah menjadi  sama
Memeriksa naskah kata per  kata, penggunaan titik, koma, tanda seru,  titik dua.
Mengedit penggunaan kata yang berasal dari bahasa asing,  bahasa daerah, bahasa slank sehingga mudah dimengerti pembaca.

9. Fotografer

Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulisa (reporter).

Jika tugas wartawan tulis menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography, Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi foto jurnalistik antara lain menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain).

Adapun tugas seorang fotografer secara lebih terinci adalah sebagai berikut:

Menjalankan tugas pemotretan yang diberikan redaktur atau atasannya
Melakukan pemotretan sumber berita, suasana acara, aktivitas suatu objek, lokasi kejadian, gedung, dan benda-benda lain
Mengusulkan konsep desain untuk cover majalah
Menyediakan foto-foto untuk mendukung naskah, artikel, dan berita
Mengarsip foto-foto, filem negatif, atau compact disk bagi kamera digital
Melaporkan setiap kegiatan pemotretan kepada atasan
Mempertanggungjawabkan setiap penggunaan filem negatif, baterai, atau compact disk  yang telah digunakan kepada perusahaan

10. Koresponden

Selain reporter, media massa biasanya juga memiliki Koresponden (correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat.

11. Kontributor

Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para sastrawan juga menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esai) ke sebuah media massa.

Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat.

Termasuk kontributor adalah Wartawan Pembantu (Stringer). Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. Ia menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat.

12.  Riset, Pustaka,  dan Dokumentasi

Bagian Riset, Pustaka, dan Dokumentasi memiliki tugas sebagai berikut:

Mencari data-data, artikel, tulisan yang dibutuhkan untuk sebuah penulisan oleh reporter, redaktur, redaktur pelaksana, dan Pemimpin Perusahaan.
Mencari dan menata buku-buku yang berkaitan dengan tugas dan kerja para wartawan
Menata majalah, surat kabar, dan tabloid setiap hari dan menyimpannya dengan baik sesuai aturan
Melakukan kerja sama dengan bagian riset dan dokumentasi perusahaan lainnya seperti barter majalah, koran, tabloid, dan buku.
Mengusulkan suatu berita kepada redaksi bila dalam melaksanaan tugas menemukan data-data atau informasi penting

13. Artistik

Bagian Artistik memiliki tugas sebagai berikut:

Merancang cover atau kulit muka
Membuat dummy atau nomor contoh sebelum produk di cetak dan dijual ke pasa
Mendesain dan melay out setiap halaman dengan naskah, foto, dan angka-angka
Mengatur peruntukan halaman untuk naskah
Menulis judul berita,anak judul,  caption foto, nama penulis pada setiap naskah
Menulis nomor halaman, nama rubrik/desk, nomor volume terbit, hari terbit, dan tanggal terbit pada setiap edisi

14. Pracetak

Bagian Pracetak memiliki tugas sebagai berikut:

Membawa naskah yang sudah disetujui pemimpin redaksi ke percetakan untuk dicetak
Mengawasi proses pencetakan di percetakan
Menerima kondisi produk dalam keadaan baik dari percetakan
Bersama dengan bagian distribusi, segera mengedarkan produk tersebut ke pasar

15. Pemimpin Perusahaan

Pemimpin Perusahaan  berada dibawah Pemimpin Umum, sejajar dengan Pemimpiin Redaksi. Kalau Pemimpin Redaksi hanya berurusan dengan masalah keredaksian, maka Pemimpin Usaha khusus berurusan dengan masalah komersial.

Pemimpin  Perusahaan bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau penjualan (selling) media massa. Pemimpin Usaha ini membawahi Manajer Keuangan, Manajer Pemasaran, Manajer Sirkulasi / Distribusi, dan Manajer HRD (Human Resource Development).




6 M 4 P



 6 M
       Setiap organisasi atau lembaga tertentu dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang menunjukan arah dan menyatukan gerak sarana yang terdapat dalam lembaga tersebut.Tujuan yang akan dicapainya adalah keadaan masa yang akan datang yang lebih baik  ketimbang keadaan sebelumnya . adapun proses pencapain tujuannya itu memerlukan suatu proses manajemen yang sehat dalam arti terarah. Efektif dan efesien tepat sasaran.
Terarah disini dimaksud dengan akitvitas yang telah dilakukan terpusat pada tercapainya tujuan yang telah ditentukan , yaitu melakukan kegiatan – kegiatan rasional yang tepat guna untuk menghasilkan hasil akhir yang telah diterapkan sebelumnya .
Sedangkan  efektif dan efesien dimaksudkan adanya penggunaan sarana yang terbatas pada hal – hal yang diperlukan, karena itu pula organisasi atau lembaga suatu manajemen diartikan sebagai wadah sarana  manajemen yang diperlukan dan sebagai alat pencapaian tujuan.

Sebagai wadah sarana manajemen yang diperlukan , organisasi merupakan tempat di mana tersedia sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang sering disebut The Six M’s Management atau disingkat menjadi 6M, yaitu :

1. Men ( manusia ) , berupa tenaga kerja manusia yang melakukan usaha pencapain tujuan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Money ( uang ) yang di perlukan untuk membiayai segala upaya pencapain tujuan yang telah di tentukan tersebut , termasuk biaya pengadaan sarana manajemennya.

3.  Materials ( bahan – bahan ) , berupa barang – barang atau bahan baku yang di perlukan dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah di tentukan itu.

4.  Machines ( mesin – mesin ) , berupa segala peralatan mekanis yang diperlukan dalam kegiatan usaha pencapain tujuan yang dimaksud .

5.  Methods ( metode atau usaha kerja ) , berupa cara atau sistem kerja yang tepat guna dalam pelaksanaaan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

6.  Market ( pasar), yaitu tempat atau sasaran yang di tutju dalam upaya pencapaian yang telah di tetapkan itu .


Media dakwah merupakan salah satu unsur dakwah yang dapat menunjang suksesnya dakwah.  Sebab itu, materi dakwah yang akan disampaikan harus disesuaikan degan media yang akan digunakan. Dengan demikian, dakwah  yang disalurkan lewat media lebih mudah mempengaruhi publik. Disinilah pentingnya media bagi juru dakwah dalam menyampaikan materi dakwahnya.
·         Fungsi manajemen dalam media massa adalah sebagai pengkoordinasian sarana 6M dan alat pencapaian tujuan.

·         6 M :
 Men ( wartawan, pemred, editor, karyawan, petugas,dll),

Money (donatur, pribadi, modal, kredit bank),

Materials ( kertas, tinta, ATK, peristiwa, bahan iklan),

Machine (Mein cetak, komputer, printer, kamera, gadget,tape recorder),

 Methode (peliputan peristiwa, rapat redaksi, rapat kerja perusahaan, teknik pemasaran produk),

Market ( sasaran atau segmen pasarnya)



·         Tujuan Media massa ; menyiarkan produk jurnalistik (news, views, advertaisment, publicity, resensi ).
·         Pers = Press ditemukan oleh Guttenburg tahun 1450
·         Surat kabar pertama kali di cina 911 M
·         Pers arti sempit : pikiran, gagasan, berita yang ditulis

·         Pers arti luas : Media massa yang memancarkan pikiran/ perasaan seseorang baik secara tulisan maupun lisan.

4 P
Marketing Mix - 4P (Product, Price, Promotion, Place)
Marketing Mix adalah suatu strategi marketing yang menekankan bagaimana cara menjual produk seefektif mungkin, berdasarkan data - data yang diperoleh dan dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar.

Dapat diartikan bahwa Marketing Mix merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasarsasaran. (Kotler dan Armstrong, 1997)

Dalam pemasaran konvensional (real business) terdapat 4 prinsip dasar yang terdiri dari 4P, yaitu:

0.    Product (Produk)

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Meliputi, unsur-unsur jenis-jenis produk, kualitas, desain, features (fasilitas dan kegunaannya), brand-name, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan penggantian jika terjadi kerusakan. Dalam marketing Mix, kita harus mempunyai produk yang bagus, berkualitas dan tentunya sesuai dengan kebutuhan target pelanggan atau konsumen kita.

2. Price (Harga)

Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard, 1996). 

Meliputi unsur-unsur daftar harga, potongan, bonus, jangka waktu pembayaran, aturan kredit.  Harga biasanya digunakan oleh konsumen/pelanggan sebagai indikator kualitas.  Artinya kalau harganya mahal seharusnya kualitasnya baik, dan sebaliknya, kalau harganya murah, maka produk/jasa yang dibeli biasanya kualitasnya tidak baik. 

Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).

3. Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7).

Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1) Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri. 

4. Place (Tempat)

Place adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai
industri.

Meliputi unsur-unsur saluran distribusi, cakupan (coverage), lokasi, pergudangan, transportasi. Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperli hatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa dipe roleh dan tersedia bagi konsumen.

Jumat, 27 November 2015

Prospek Masa Depan Masjid

Manajemen Masjid
( Prospek Masa Depan Masjid)

DISUSUN OLEH :
Herdi Anwar
Khairul Fajri Alma
Mawardi
Uwaisul Qarnie

Dosen Pengasuh:
Drs Maimun Ibrahim, MA










UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY 
FAKULTAS DAKWAH & KOMUNIKASI
MANAJEMEN DAKWAH

2015


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
            Meskipun manajemen pada awalnya tumbuh dan berkembang di kalangan dunia bisnis, industri dan militer, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat bermanfaat dan amat dibutuhkan Manajemen Pengelolaan Masjid (Aziz Muslim) 105 dalam berbagai usaha dan kegiatan, termasuk didalamnya organisasi             pengelolaan masjid. Dalam dunia modern, di mana perkembangan berbagai disiplin ilmu dan teknologi sangat pesat, tidak ada satu organisasipun yang tidak menggunakan manajemen. Pengelolaan masjid dewasa ini, yang ditandai dengan era globalisasi, pasti menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang sangat kornpleks. Karenanya gelombang budaya asing yang bersifat destruktif mendorong para pengelola masjid untuk mempersiapkan manajemen yang baik dan berkualitas.
            Manajemen masjid yang kita siapkan tidak lepas dari tuntunan al- Qur'an dan al-Sunnah, dari kedua sumber ajaran Islam itulah kita mengembangkan suatu manajemen pengelolaan masjid yang sesuai dengan bimbingan Rasulullah SAW. Sebagai suatu aktivitas yang sangat terpuji, pengelolaan masjid harus dilaksanakan secara profesional dan menuju pada sistem manajemen modern, sehingga dapat mengantisipasi perkembangan yang terus berubah dalam kehidupan masyarakat yang maju dan berkualitas.
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa kaitan manajemen dan masjid ?
  2. Bagaimana prospek masa depan sebuah masjid yang seharusnya ?
  3. Bagaimana mengelola sebuah masjid agar mencapai tujuannya masjid ?



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Manajemen dalam Pengertian Sederhana
            Manajemen adalah suatu ilmu untuk mengelola suatu aktivitas, dalam rangka mencapai suatu tujuan, dengan bekerjasama secara efisien dan terencana dengan baik. Sebagai ilmu baru yang berkembang menjelang abad dua puluh, manajemen terus berkembang dengan pesat, sesuai dengan perkembangan zaman. Ilmu itu dewasa ini dapat digunakan untuk kegiatan apa saja, yang bersifat kerjasama untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien, atau usaha dengan kegiatan sekecil mungkin dan memperoleh hasil yang maksimal. Ilmu Manajemen bergerak untuk mengefisienkan semua unsure manajemen, yaitu orang, uang, barang, mesin dan sebagainya. Paling tidak ia dilakukan melalui empat fungsi manajemen yang disingkat POAC, yaitu (1) Planning, (2) Organizing, (3) Actuating dan (4) Controlling[1]. Para ahli yang lain menambahkan beberapa fungsi, sebagai pengembangan dari empat fungsi di atas, yaitu : (1) research, atau penelitian, (2) staffing atau penempatan personil, (3) evaluating dan (4) budgeting atau anggaran pendapatan dan belanja.  
            Masjid merupakan suatu organisasi yang menjadi pusat ibadah, dakwah dan peradaban Islam, untuk pengelolaannya agar lebih efisien dan efektif perlu menggunakan ilmu manajemen. Manajemen yang akan dikembangkan dalam hal ini tidak terlepas dari bingkai ajaran Islam, karena itu sebelum membahas lebih jauh, perlu dikaji terlebih dahulu mengenai fungsi masjid pada masa Nabi SAW dan gambaran masjid yang kita idealkan, atau masjid masa depan.
I. Fungsi Masjid Masa Rasulullah SAW
            Masjid, pengertiannya secara etimologis merupakan isim makan dari kata "sajada" - "yasjudu" - "sujudan", yang artinya tempat sujud, dalam rangka beribadah kepada Allah SWT atau tempat untuk mengerjakan shalat. Sesungguhnya untuk sujud atau mengerjakan shalat, boleh dilakukan di mana saja asal tidak ada larangan, sebagaimana dinyatakan sabda Nabi SAW: "... Dijadikan bagiku seluruh bumi sebagai tempat sujud (masjid) dan tanahnya dapat digunakan untuk bersuci... " (HR. Muslim).
             Kenyataan itu memberikan suatu pemahaman, bahwa tempat untuk bersujud atau mengerjakan shalat tidak terikat pada tempat tertentu, akan tetapi boleh dilakukan di mana saja di alam semesta ini bahkan boleh dilakukan di kandang ternak sekalipun, asal memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
            Pengertian masjid secara sosiologis, yang berkembang pada masyarakat Islam Indonesia, dipahami sebagai suatu tempat atau bangunan tertentu yang diperuntukkan bagi orang-orang muslim untuk mengerjakan shalat, yang terdiri dari shalat wajib dan shalat sunnah, baik secara perseorangan ataupun jama'ah. la diperuntukkan juga untuk melaksanakan ibadah-ibadah lain dan melaksanakan shalat Jum'at. Dalam perkembangan selanjutnya, masjid dipahami sebagai tempat yang dipakai untuk shalat rawatib dan ibadah shalat Jum'at, yang sering disebut jami' atau masjid jami'. Sedangkan bangunan yang serupa masjid yang dipakai untuk mengerjakan shalat wajib dan sunnah, yang tidak dipakai untuk shalat Jum'at disebut "mushalla". Kata ini menunjukkan isim makan dari "shalla" - "yushalli" - "shalatan" yang artinya tempat shalat. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa setiap masjid berarti juga mushalla, tetapi tidaklah setiap mushalla adalah masjid. Mushalla sering disebut dengan nama tajug, langgar, surau, tneunasah dan sebagainya.
            Pada awal perkembangan da'wah Islam periode Madinah, ketika Nabi SAW berhijrah, tempat yang pertama kali dibangun adalah masjid Quba, Manajemen Pengelolaan Masjid (Aziz Muslim) 107 dengan dasar taqwa kepada Allah SWT, dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat di tempat itu. la didirikan oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat dalam rangka pengamalan ajaran Islam. "Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin mensucikan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang suci" (Q.S. al-Taubah: 108). Setelah pembangunan masjid Quba, Rasul SAW melanjutkan perjalanan ke Madinah, di sanapun yang pertama beliau lakukan ialah membangun masjid raya yang kemudian disebut masjid Nabawi. Dalam masjid inilah Rasul SAW membina masyarakat Islam, yang diawali dengan membina masyarakat yang terdiri dari multi ras, multi etnis, dan multi agama. Masyarakat Islam yang dibina Rasulullah SAW berhasil dengan baik, sehingga menjadi suatu umat yang dikagumi oleh kawan maupun lawan dan menjadi pemimpin dunia pada masanya.
            Fungsi masjid Nabawi pada masa Rasulullah SAW, dapat diuraikan antara lain, sebagai berikut: (1) Untuk melaksanakan ibadah mahdhah seperti shalat wajib, shalat sunnah, sujud, i'tikaf, dan shalat-shalat sunnahm yang bersifat insidental seperti shalat Id, shalat gerhana dan sebagainya. Seminggu sekali setiap hari Jum'at dilaksanakan shalat Jum'at dengan didahului dua khutbah untuk membina keimanan dan ketakwaan kaum muslimin (2) Sebagai pusat pendidikan dan pengajaran Islam. Nabi SAW sering menerima wahyu dalam masjid Madinah, dan mengajarkannya pada para sahabat dalam berbagai hal seperti hukum, kemasyarakatan, perundang-undangan dan berbagai ajaran lainnya. Para sahabat nabi melakukan berbagai kegiatan ilmiah di masjid, termasuk mempelajari dan membahas sumber-sumber ajaran Islam. Di masjid Madinah juga disediakan tempat khusus bagi mereka yang mengkhususkan kegiatannya untuk mendalami ilmu agama yang disebut Ahl al-Shuffah.
            Fungsi berikutnya (3) sebagai pusat informasi Islam. Rasulullah SAW menyampaikan berbagai macam informasi di masjid termasuk menjadikannya sebagai tempat bertanya bagi para sahabat (4) Tempat menyelesaikan perkara dan pertikaian, menyelesaikan masalah hukum dan peradilan serta menjadi pusat penyelesaian berbagai problem yang terjadi pada masyarakat. Fungsi selanjutnya (5) masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi. Yang dimaksud kegiatan ekonomi, tidak berarti sebagai pusat perdagangan atau industri, tetapi sebagai pusat untuk melahirkan ide-ide dan system ekonomi yang islami, yang melahirkan kemakmuran dan pemerataan pendapatan bagi umat manusia secara adil dan berimbang. Fungsi selanjutnya (6) sebagai pusat kegiatan sosial dan politik. Kegiatan sosial, tidak bisa dipisahkan dengan masjid sebagai tempat berkumpulnya para jama'ah dalam berbagai lapisan masyarakat. Dari suasana itu terjadi interaksi sosial yang saling menguntungkan dan saling mengasihi. Kegiatan politik juga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masjid, karena politik dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dicerai pisahkan. Politik yang dikembangkan di sini adalah politik tingkat tinggi yang bersifat Islami bukan politik murahan yang kotor dan mencelakakan kelompok masyarakat. Banyak lagi fungsi lain yang bisa dikembangkan dari uraian di atas sehingga bisa lebih terperinci.

  1. Prospek Masjid Masa Depan
            Memasuki milenium ketiga, masjid harus menata dirinya dengan menampilkan sosok yang mengagumkan baik dari segi bangunan fisik, arsitektur, seni dan sarana-sarananya. Aktifitasnya harus dikelola dengan manajemen modern dan mencontoh fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW, dengan cara melakukan aktualisasi pemahaman, dari pemahaman tekstual, menuju kontekstual sampai yang konseptual. Aktualisasi dari peran masjid yang terjadi pada masa Nabi SAW, misalnya bisa dilakukan dengan: (1) pembangunan sarana fisik yang memadai, masjid hendaknya dibangun dengan persiapan yang sebaik-baiknya dalam berbagai aspek, sehingga mampu menampung berbagai kegiatan yang telah direncanakan dan dirancang dengan baik, (2) Kegiatan ibadah mahdliah harus berjalan dengan teratur, sehingga bisa membantu untuk mendatangkan kekhusyu'an bagi mereka yang beribadah di Sana. Untuk itu segala kesucian, kebersihan, kewibawaan dan keanggunannya harus terus dijaga. (3) Sebagai pusat pendidikan, diarahkan untuk mendidik generasi muda Islam dalam pemantapan aqidah, pengamalan syariah dan akhlak, terutama pada tingkat TK dan Sekolah Dasar, pendidikan non formal dilakukan di masjid dalam berbagai tingkatan, tidak terbatas pada sekolah menengah atau strata satu saja. Menyiapkan sarana audio visual untuk pendidikan sejarah Islam, dilengkapi dengan film, VCD, DVD, dan sebagainya. Sekolah manapun yang ingin mempelajari pendidikan sejarah Islam bisa menghubungi masjid untuk mengajak para siswanya mengunjungi studio yang disiapkan di sana.
            Aktualisasi berikutnya (4) sebagai pusat informasi Islam, dikelola secara modern dengan media internet termasuk dilengkapi dengan faks, email, website dan sebagainya. Dengan media ini diharapkan akan mempermudah masyarakat memperoleh informasi Islam secara meluas dan mendalam.  (5) Pusat dakwah diwujudkan dengan pembentukan lembaga da'wah, diskusi-diskusi rutin, kegiatan remaja masjid, penerbitan buku-buku, majalah, dan brosur dan media masa lainnya termasuk media elektronik. (6) Pusat penyelesaian masalah (problem solver) bisa diwujudkan dengan merekrut para pakar dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk para ulama untuk memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang timbul di tengah masyarakat. (7) Sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi dan politik, masjid didesain agar terasa dimiliki oleh semua golongan umat Islam dari kelompok, golongan dan partai apapun. Dengan demikian setiap orang muslim merasa memiliki masjid tersebut dan merasa mendapat naungan yang sangat bermanfaat.
            Dalam aktivitas politik, hendaknya menghindari kegiatan politik rendahan yang hanya memenangkan kelompok tertentu dan memihak pada kepentingan politik sesaat. Untuk mewujudkan situasi yang kondusif ke arah itu perlu diprogram sebaik mungkin, pengurusnya direkrut dari berbagai kalangan umat Islam, para penceramah dan pengajarnya juga diambil dari berbagai organisasi Islam. Kegiatan ibadah maupun social dalam masalah furuiyah, hendaknya memperhatikan kelompok-kelompok yang ada pada masyarakat selama memiliki pegangan yang mu'tamad. Umat harus dididik agar bertoleransi para perbedaan Fiqh atau perbedaan-perbedaan lain yang bersifat furuiyah.
  1.  Pengelolaan Masjid
            Pengelolaan atau idarah masjid, disebut juga Manajemen Masjid, pada garis besarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) Manajemen Pembinaan Fisik Masjid (Physical Management) dan (2) Pembinaan Fungsi Masjid (Functional Management)[2]Manajemen Pembinaan Fisik Masjid meliputi kepengumsan, pembangunan dan pemeliharaan fisik masjid, pemeliharaan kebersihan dan keanggunan masjid pengelolaan taman dan f asilitas-f asilitas yang tersedia. Pembinaan fungsi masjid adalah pendayagunaan peran masjid sebagai pusat ibadah, dakwah dan peradaban Islam sebagaimana masjid yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
            Sebagai pusat ibadah mahdhah, masjid disiapkan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan ibadah itu seperti shalat lima waktu, shalat Jum'at dan shalat-shalat sunnah berjalan dengan baik sesuai dengan ajaran Islam. Pengelolaan pelaksanaan zakat, ibadah puasa dan ibadah haji diberikan bimbingan pelaksanaannya melalui masjid. Sebagai pusat dakwah, masjid hendaknya memprakarsai kegiatan dakwah baik secara tulisan, lisan, elektronik dan dakwah bil hal. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan pembentukan lembaga dakwah. Untuk mengantisipasi perluasan kegiatan masjid bisa dilakukan dengan membentuk lembaga-lembaga yang bernaung di bawahnya. Lembaga-lembaga itu berfungsi sebagai kepanjangan tangan dari program yang telah ditetapkan. Mengenai jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang di lingkungan masjid seperti lembaga haji dan umrah, lembaga pembinaan muallaf, BMT dan sebagainya.
            Kegiatan dan pengelolaan masjid memerlukan dana yang besar, karena itu tidak cukup bila hanya mengandalkan hasil dari tromol yang diadakan setiap Jum'at dan setiap pengajian. Masjid haru memiliki sumber dana tetap dan bergengsi, misalnya mengembangkan usaha-usaha tertentu dengan memanfaatkan pangsa pasar. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan penyewaan gedung untuk resepsi pernikahan, seminar, pelaksanaan kursuskursus yang dibutuhkan di kalangan masyarakat, dan melakukan kegiatan bisnis lainnya. Termasuk dalam rangka mengumpulkan dana untuk kegiatan masjid adalah pembentukan BMT lembaga haji dan umrah membuka mini market dan sebagainya. Organisasi masjid dengan berbagai kebijaksanaannya termasuk masalah keuangan yang harus dikelola secara transparan, sehingga para jama'ah dapat mengikuti perkembangan masjidnya secara baik. Masjid yang dirasakan sebagai milik bersama dan dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh para jama'ah akan mendapat dukungan yang kuat, baik dari segi pembangunan maupun dana.











BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Sebagai implementasi dari Manajemen Masjid dan pembinaan ummat, agar memperoleh hasil yang maksimal, menurut para ahli manajemen perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tumbuh kembangkan kemampuan orang per orang baik secara individu maupun kelompok, (2) Kuatkan ikatan sesama anggota masyarakat dan timbulkan kesungguhan mereka dalam bekerja, (3) berikan informasi yang lengkap dan valid bagi siapa saja yang terlibat dalam suatu aktivitas, (4) Kembangkan kesepakatan dan berikan semangat sesama mereka, (5) Beranilah mengambil resiko dan selesaikan masalah secara kreatif.













DAFTAR PUSTAKA
Ike Kusdyah Rachmawati, 2004, Manajemen: Konsep-konsep Dasar dan Pengantar lean, Malang, UMM Press.
Jabrohim, ed., 2001, Menggapai Desa Sejahtera Menuju Masyarakat Utama, Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
M. Ayub, dkk, 1996, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press.
Rosyad Sholeh, 1977, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Sidi Gazalba, 1994, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.




[1] Ike Kusdyah Rachmawati,Manajemen: Konsep-kansep Dasar dm Pengmtar Teori, (Malang: UMM Press, 2004),
[2] M. Ayub, dkk, Manajemen Masjid, Qakarta: Gema Insan Press, 1996).